Minggu, 16 Desember 2007

Fwd: [Republika Online] Indonesia Inginkan Posisi Lebih Baik




25 September 2007
Indonesia Inginkan Posisi Lebih Baik

NEW YORK -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan Indonesia harus mempunyai posisi tawar lebih baik dalam kerja sama global soal perubahan iklim ( climate change) agar suaranya diperhitungkan. ''Kalau tidak, Indonesia hanya akan menjadi objek dan akan selalu disalahkan dalam masalah lingkungan,'' kata SBY di New York, Ahad (23/9) malam waktu setempat, seperti dilaporkan wartawan Republika, Nasihin Masha.

Kemarin, SBY mengadakan pertemuan untuk mendapat laporan dan sekaligus melakukan persiapan sebelum mengikuti Sidang Majelis Umum PBB yang bertema perubahan iklim dan pemanasan global. Presiden didampingi Menko Kesra, Aburizal Bakrie; Menlu, Nur Hassan Wirajuda; Menneg LH, Rachmat Witoelar; Kepala BKPM, M Lutfi.

Ikut pula Ketua Wantimpres, Ali Alatas; anggota Wantimpres, Emil Salim; Rektor Unpad, Ganjar Kurnia; Rektor Unair, Fasichullisan; anggota DPD, Sarwono Kusumaatmaja; anggota DPR, Airlangga Hartarto; dan Ketua Umum Kadin, MS Hidayat.

Sidang tahunan PBB ke-62 dibuka pada Senin (24/9) pukul 09.00 waktu New York atau pukul 20.00 WIB. SBY mendapat kesempatan memberi pidato pada sidang komisi bertema 'Mitigasi: Mengurangi Emisi dan Stabilisasi Cuaca; Menyelamatkan Masa Depan Bersama'.

Usai sidang komisi, Presiden memimpin pertemuan 'Special Leaders Meeting of Tropical Rainforest Countries'. Pertemuan ini digagas Indonesia dan diikuti 11 negara yang memiliki hutan hujan tropis dari Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika.

Indonesia, tegas SBY, harus berjuang mendapat pengaruh politik dan posisi tawar lebih baik karena memiliki sejumlah keunggulan. Sebagai negara terbesar kedua pemilik hutan hujan tropis setelah Brasil, Indonesia memiliki kekayaan biodiversity dan sumber-sumber maritim.

Meski, secara tak beruntung, Indonesia menjadi salah satu penyumbang karbondioksida yang besar di dunia. Akibat perubahan iklim, Indonesia juga menderita. Sebagai bukti, saat kemarau menderita kekeringan panjang, dan saat hujan terkena banjir.

Perjuangan mendapatkan posisi lebih baik tersebut agar Indonesia memperoleh keuntungan. ''Posisi yang bagus, suara kita makin didengar, sehingga bisa mendapat keuntungan konkret, seperti dana maupun teknologi.''

Kapasitas Indonesia dalam mengelola hutan pun bertambah. Selain itu, Indonesia juga bisa menuntut debt swap guna membiayai lingkungan.


Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=308185&kat_id=3