Minggu, 16 Desember 2007

Fwd: [Republika Online] Pekik 'Merdeka' dari Papua sampai Aceh




18 Agustus 2007
Pekik 'Merdeka' dari Papua sampai Aceh

Menyambut perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-62 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), 17 Agustus 2007, bendera kebangsaan Merah Putih berkibar semarak di wilayah tapal batas RI-Papua Nugini (PNG).

Pemandangan patriotik ini tampak jelas di Wutung, pintu perbatasan Provinsi Papua dengan Vanimo (PNG), dan tak kalah menggetarkan hati dibanding rangkaian dentuman meriam dan suasana hidmat di Istana Merdeka, Jakarta, pada detik-detik peringatan proklamasi dengan inspektur upacara Presiden SBY.

Sejak Rabu (15/8) hingga Jumat (17/8), bendera Merah Putih berbagai ukuran berkibar di rumah-rumah penduduk sepanjang perbatasan antarnegara itu. Bendera Merah Putih ikut berkibar di pasar tradisional Wutung, Pos Imigrasi, Pos Polisi dan TNI, serta Pos Karantina yang terletak di tapal batas antara wilayah Kota Madya Jayapura dengan Vanimo.

Pemandangan serupa, berikut berbagai ornamen serba merah-putih, terlihat di wilayah Kabupaten Keerom yang berbatasan langsung dengan Distrik Wasenggela (PNG). ''Menyongsong perayaan ulang tahun kemerdekaan Indonesia di perbatasan ini ada suasana lain dari biasanya,'' kata Gaspar May, seorang warga setempat.

Ekspedisi Natuna
Pada detik-detik peringatan HUT Proklamasi RI, kemarin tim ekspedisi panjat tebing Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam (PMPA) Palawa Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, perhimpunan panjat tebing Skygers, Patriot Nasional (Patron), dan Jelajah Wastu, berhasil memancangkan pita merah putih berukuran 3 meter x 60 meter di puncak Gunung Rinai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Keppri).

Kegiatan ini merupakan bagian untuk menyambut HUT RI di pulau terluar, Pulau Natuna. Ketua Tim Ekspedisi, Agung Nugraha, mengatakan, sebenarnya langkah jelajah bertajuk 'Expedition of Boundaries' yang bekerjasama dengan Pemkab Natuna ini telah memancangkan bendera Sang Saka Merah Putih 20 meter x 30 meter di Tebing Tekol, Natuna, pada 11 Agustus lalu. Namun, kemarin 'disempurnakan' dengan pemasangan pita merah putih di puncak Gunung Ranai.

''Kegiatan ini tidak lain untuk membuktikan bahwa kalangan pemuda memiliki rasa kecintaan terhadap NKRI. Terlebih lagi, keberadaan Pulau Natuna merupakan daerah yang strategis karena berbatasan langsung dengan Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Kami ingin menunjukkan bahwa persatuan dan kesatuan RI, harus tetap dijaga,'' kata Agung.

Paran mantan GAM
Di Serambi Makkah lebih unik lagi. Sejumlah mantan elite dan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang kini menjabat kepala daerah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) menjadi inspektur upacara bendera memperingati detik-detik proklamasi Kemerdekaan RI di daerah masing-masing.

Terdapat delapan bupati/wali kota yang berasal dari mantan anggota GAM menjadi inspektur upacara itu, termasuk Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf. Misalnya upacara bendera di Kota Sabang, dipimpin mantan GAM yang menjadi Wali Kota Munawarliza Zainal, Aceh Jaya (Azhar Abdul Rani), Aceh Utara (Ilyas A Hamid), Kota Lhokseumawe (Munir Usman), Kabupaten Bireuen (Nurdin Abdurrahman), Pidie (Mirza Ismail), Aceh Timur (Muslim Hasballah), dan Aceh Barat (Ramli). Untuk tingkat provinsi, upacara di pusatkan di lapangan Blang Padang, Banda Aceh, dipimpin langsung Gubernur Irwandi Yusuf.

''Suasana di Aceh cukup bagus, bendera Merah-Putih berkibar di mana-mana,'' kata Irwandi, yang mendapat pengalaman pertama menjadi inspektur upacara pada HUT RI bertema ''Kita Mantapkan Tekad untuk Bangkit Membangun Aceh dalam Wadah NKRI'' itu. zam/djo/dwo/ant


Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=303700&kat_id=3