Senin, 26 November 2007

Fwd: [Republika Online] Ekonomi Tumbuh di Luar Perkiraan



16 Nopember 2007
Ekonomi Tumbuh di Luar Perkiraan

JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2007 mencapai 6,5 persen dibanding kuartal yang sama tahun lalu. Sumbangan tertinggi pertumbuhan ekonomi yang di luar perkiraan banyak pihak ini berasal dari sektor pertanian sebesar 1,3 persen.

''Ini baru kali pertama terjadi. Ini adalah rahmat tak terduga di saat terjadi euphoria kenaikan harga minyak, pertumbuhan sektor pertanian bisa mempertahankan target 6,3 persen hingga akhir tahun,'' kata Kepala BPS, Rusman Heriawan, Kamis (15/11) di Jakarta. Sektor pertanian sebagai penyumbang pertumbuhan terbesar ini ditopang oleh subsektor perkebunan. Subsektor ini memberi kontribusi tertinggi diikuti subsektor perikanan.

Menurut Rusman, meski sektor pertanian mencatat pertumbuhan paling tinggi, tapi bobot paling besar dalam produk domestik bruto (PDB) tetap diduduki sektor industri. Sektor ini pada pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2007 menyumbang 1,2 persen. Jika dilihat per kuartal, PDB pada kuartal ketiga 2007 meningkat 3,9 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Sementara secara kumulatif, PDB Indonesia hingga triwulan ketiga 2007 dibandingkan periode sama tahun 2006, tumbuh 6,3 persen.

Besaran PDB pada tiga kuartal pertama di 2007 mencapai Rp 2.901,3 triliun. Nilai ini meningkat dibanding periode sama tahun 2006 yang sebesar Rp 2.464,8 triliun. Depkeu sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga hanya akan mencapai 6,2-6,4 persen. Sedangkan hingga akhir tahun, proyeksi pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 6,2-6,3 persen.

Staf ahli Menko Perekonomian, M Ikhsan, menjelaskan, pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga ini akan memberi fondasi yang kuat hingga akhir tahun, dan untuk 2008. ''Pertumbuhan memang didorong oleh permintaan domestik,'' katanya. Menjawab pertanyaan bagaimana dampak langsung pertumbuhan ekonomi terhadap pengurangan angka pengangguran, Ikhsan mengakui banyak yang harus dibenahi untuk mencapai pertumbuhan berkualitas. ''Aspek hukumnya harus dibenahi, ini yang tak mudah,'' katanya.

Menurut Kepala Riset PT Recapital Securities, Satrio Utomo, meski sektor pertanian memberi kontribusi tertinggi pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga, tapi petani belum tentu dapat langsung menikmatinya. ''Distribusi pendapatan di sektor pertanian sendiri terbesar bukan mengalir ke petani,'' ujarnya memberi alasan. Sementara, Bank Dunia memprediksikan Ekonomi Indonesia 2008, bakal mengalami kenaikan tajam pada konsumsi domestik dan investasi. Dengan asumsi itu, dia memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2007 bisa mencapai 6,4 persen.

''Kami perkirakan, momentum ekonomi dan laju petumbuhan ekonomi yang tinggi, disertai dengan kenaikan investasi pemerintah, bakal dapat mempertahankan prospek positif ekonomi Indonesia tahun depan, meski ada perlambatan global,'' kata Country Director Bank Dunia untuk Indonesia, Joachim von Amsberg. Situasi makroekonomi yang kondusif, jelas Amsberg, akan membuka kesempatan reformasi sektor mikro. ''Reformasi untuk memperbaiki iklim investasi akan menumbuhkan investasi dengan cepat, sehingga membuka lapangan kerja baru, kompetisi lebih terbuka, dan kenaikan pendapatan untuk menekan kemiskinan.'' una/ant


Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=313983&kat_id=3